rangkuman pengetahuan, resensi buku, dan opini

12 November 2014

Pendidikan Budi Pekerti Menurut Anna Farida

Berangkat dari kelemahan dan kekurangan bangsa kita saat ini yang menonjol berada di sikap. Sejumlah pakar dan pelaku pendidikan prihatin dengan dekadensi moral generasi muda. Para pakar mengatakan bahwa orang pintar di Indonesia saat ini sudah banyak. Tapi, orang pintar yang jujur, baik, dan punya tata krama itu yang masih minim.

Oleh karena itulah penekanan pendidikan atau pelajaran agama dan budi pekerti ditekankan dalam Kurikulum 2013. Tujuannya supaya generasi muda ke masa depan memiliki tata krama dan kelakuan yang baik. Sebagaimana diketahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada kabinet sebelumnya menekankan pelajaran agama dan budi pekerti untuk pembentukan sikap yang baik. Penerapan pendidikan budi pekerti ini terintegrasi dengan kompetensi Kurikulum 2013. Sehingga, diharapkan mampu mencetak generasi yang pintar dan berbudi pekerti. Pengertian budi pekerti dalam kurikulum 2013 dimaknai sebagai kelakuan atau tabiat yang baik terutama pada pembentukan karakter siswa.

Namun dalam praktiknya, pendidikan budi pekerti di sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum 2013 belum sepenuhnya berjalan. Buku-buku panduan sebagaimana diberitakan media massa belum diterima oleh sejumlah sekolah. Jika pun sudah terima, guru masih kebingungan menerapkannya.

Karena itu ketika terbit buku 4 Seri Budi Pekerti yang merupakan bagian dari seri pendidikan budaya dan karakter bangsa, buku tersebut sangat membantu para guru. Buku yang ditulis Anna Farida, pakar pendidikan dan aktifis gerakan perempuan ini seperti menjadi oase terhadap keringnya buku bacaan pendidikan budi pekerti.

Buku ini juga disertai dengan contoh-contoh budi pekerti dan termasuk model pembelajarannya. Salah satu nilai keunggulannya buku ini mengajarkan bagaimana siswa bisa belajar menemukan sendiri (inquiry) sikap-sikap baik yang harus dikembangkan. Siswa diajak untuk merefleksikan sendiri tabiat-tabiat yang selama ini menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis buku ini juga menyajikan tema-tema budi pekerti dengan bahasa yang sederhana. Selain itu dilengkapi dengan ilustrasi maupun contoh interaktif pembelajaran sehingga mudah dipahami baik guru maupun siswa. Penulis membagi pendidikan budi pekerti dalam 4 tema: 1) budi pekerti di sekolah, 2) budi pekerti di sekolah, 3) budi pekerti di alam sekitar, 4) budi pekerti di media online.

Dalam seri pertama, “Budi Pekerti di Rumah” atau keluarga penulis menyampaikan kebiasaan-kebiasaan baik di rumah seperti; sopan dalam ucapan, sopan dalam perbuatan, atau menjaga kebersihan. Uniknya, dalam seri pertama ini peserta didik diajak untuk terlibat aktif. Sebagai contoh, peserta didik diajak untuk menjadi manajer di rumah. Manajer kecil ini bertugas membagi pekerjaan-pekerjaan di rumah seperti membuang sampah, membuka jendela, menyapu lantai, menyiapkan sarapan, membersihkan dapur, atau menata meja makan.

Seri 2, “Budi Pekerti di Sekolah”. Dalam seri 2 peserta didik diajak untuk memahami dan melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik. Penulis juga secara cerdas menjelaskan fenomena kekerasan fisik dan mental yang akhir-akhir ini terjadi seperti bullying. Di seri ke-2 ini, Anna Farida memberikan tips-tips menarik untuk mencegah bullying.

Anna Fardia penulis 4 Seri Budi Pekerti
Pada seri 3, “Budi Pekerti di Alam Sekitar”, penulis mengajak peserta didik untuk menjadi generasi pecinta lingkungan. Dalam seri ini, penulis tidak hanya memberikan contoh sikap cinta lingkungan yang sifatnya seremonial seperti lomba poster dan membawa pot ke sekolah. Lebih dari itu, penulis mengajak siswa untuk aktif dalam penyelematan lingkungan. Sebagai contoh, peserta didik diajak untuk mendata tanaman-tanaman di sekitar lingkungan sekolah dan menjelaskan manfaat tanaman-tanaman tersebut. Dengan demikian, peserta didik setelah tahu manfaat tanaman-tanaman itu tersadarkan betapa pentingnya lingkungan sekitar. Selain contoh tersebut, masih banyak contoh-contoh lain yang kreatif.

Seri terakhir, seri 4, “Budi Pekerti di Media Online”. Tema ini sangat up to date dan dekat dengan perilaku keseharian peserta didik. Dalam seri ini, peserta didik diajarkan untuk memilah dan memilih yang baik dan buruk beserta konsekuensi-konsekuensinya di dunia maya. Peserta didik diajak untuk menginstropeksi diri kebiasaan-kebiasaan mereka di media online. Contohnya, peserta didik diminta mendata apa yang “boleh diceritakan’ dan “tidak boleh diceritakan” di media sosial.

Keempat seri buku tersebut enak dibaca dan sangat penting. Model-model pembelajaran budi pekerti yang ditawarkan penulis juga mudah diterapkan. Maka tak berlebihan jika buku yang ditulis oleh Anna Farida ini sudah seharusnya dimiliki dan dibaca baik oleh guru maupun orangtua siswa.

Sudahkah buku ini masuk daftar buku belanja Anda?

Identitas Buku:
Judul: 4 Seri Pendidikan Budi Pekerti
Genre: Pendidikan Etika
ISBN: 978-602-7768-64-2
Penulis: Anna Farida
Tahun Cetak: I Agustus 2014
Penerbit: Nuansa Cendekia. Kompleks Sukup Baru 23 Ujungberung, Bandung (022-76883000)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pendidikan Budi Pekerti Menurut Anna Farida

0 komentar: