Berangkat dari kelemahan dan kekurangan bangsa kita saat ini
yang menonjol berada di sikap. Sejumlah pakar dan pelaku pendidikan prihatin
dengan dekadensi moral generasi muda. Para pakar mengatakan bahwa orang pintar di
Indonesia saat ini sudah banyak. Tapi, orang pintar yang jujur, baik, dan punya
tata krama itu yang masih minim.
Oleh karena itulah penekanan pendidikan atau pelajaran agama
dan budi pekerti ditekankan dalam Kurikulum 2013. Tujuannya supaya generasi
muda ke masa depan memiliki tata krama dan kelakuan yang baik. Sebagaimana diketahui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada kabinet sebelumnya menekankan
pelajaran agama dan budi pekerti untuk pembentukan sikap yang baik. Penerapan
pendidikan budi pekerti ini terintegrasi dengan kompetensi Kurikulum 2013. Sehingga,
diharapkan mampu mencetak generasi yang pintar dan berbudi pekerti. Pengertian
budi pekerti dalam kurikulum 2013 dimaknai sebagai kelakuan atau tabiat yang
baik terutama pada pembentukan karakter siswa.
Namun dalam praktiknya, pendidikan budi pekerti di sekolah yang
terintegrasi dengan kurikulum 2013 belum sepenuhnya berjalan. Buku-buku panduan
sebagaimana diberitakan media massa belum diterima oleh sejumlah sekolah. Jika pun
sudah terima, guru masih kebingungan menerapkannya.
Karena itu ketika terbit buku 4 Seri Budi Pekerti yang merupakan bagian dari seri pendidikan
budaya dan karakter bangsa, buku tersebut sangat membantu para guru. Buku yang
ditulis Anna Farida, pakar pendidikan dan aktifis gerakan perempuan ini seperti
menjadi oase terhadap keringnya buku bacaan pendidikan budi pekerti.
Buku ini juga disertai dengan contoh-contoh budi pekerti dan
termasuk model pembelajarannya. Salah satu nilai keunggulannya buku ini
mengajarkan bagaimana siswa bisa belajar menemukan sendiri (inquiry)
sikap-sikap baik yang harus dikembangkan. Siswa diajak untuk merefleksikan
sendiri tabiat-tabiat yang selama ini menjadi kebiasaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis buku ini juga menyajikan tema-tema budi pekerti
dengan bahasa yang sederhana. Selain itu dilengkapi dengan ilustrasi maupun
contoh interaktif pembelajaran sehingga mudah dipahami baik guru maupun siswa.
Penulis membagi pendidikan budi pekerti dalam 4 tema: 1) budi pekerti di
sekolah, 2) budi pekerti di sekolah, 3) budi pekerti di alam sekitar, 4) budi
pekerti di media online.
Dalam seri pertama, “Budi Pekerti di Rumah” atau keluarga penulis menyampaikan kebiasaan-kebiasaan baik
di rumah seperti; sopan dalam ucapan, sopan dalam perbuatan, atau menjaga
kebersihan. Uniknya, dalam seri pertama ini peserta didik diajak untuk terlibat
aktif. Sebagai contoh, peserta didik diajak untuk menjadi manajer di rumah.
Manajer kecil ini bertugas membagi pekerjaan-pekerjaan di rumah seperti
membuang sampah, membuka jendela, menyapu lantai, menyiapkan sarapan,
membersihkan dapur, atau menata meja makan.
Seri 2, “Budi Pekerti di Sekolah”. Dalam seri 2 peserta
didik diajak untuk memahami dan melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik. Penulis
juga secara cerdas menjelaskan fenomena kekerasan fisik dan mental yang
akhir-akhir ini terjadi seperti bullying.
Di seri ke-2 ini, Anna Farida memberikan tips-tips menarik untuk mencegah bullying.
Anna Fardia penulis 4 Seri Budi Pekerti |
Pada seri 3, “Budi Pekerti di Alam Sekitar”, penulis
mengajak peserta didik untuk menjadi generasi pecinta lingkungan. Dalam seri
ini, penulis tidak hanya memberikan contoh sikap cinta lingkungan yang sifatnya
seremonial seperti lomba poster dan membawa pot ke sekolah. Lebih dari itu,
penulis mengajak siswa untuk aktif dalam penyelematan lingkungan. Sebagai contoh,
peserta didik diajak untuk mendata tanaman-tanaman di sekitar lingkungan
sekolah dan menjelaskan manfaat tanaman-tanaman tersebut. Dengan demikian,
peserta didik setelah tahu manfaat tanaman-tanaman itu tersadarkan betapa
pentingnya lingkungan sekitar. Selain contoh tersebut, masih banyak
contoh-contoh lain yang kreatif.
Seri terakhir, seri 4, “Budi Pekerti di Media Online”. Tema
ini sangat up to date dan dekat
dengan perilaku keseharian peserta didik. Dalam seri ini, peserta didik
diajarkan untuk memilah dan memilih yang baik dan buruk beserta konsekuensi-konsekuensinya
di dunia maya. Peserta didik diajak untuk menginstropeksi diri
kebiasaan-kebiasaan mereka di media online. Contohnya, peserta didik diminta
mendata apa yang “boleh diceritakan’ dan “tidak boleh diceritakan” di media
sosial.
Keempat seri buku tersebut enak dibaca dan sangat penting. Model-model
pembelajaran budi pekerti yang ditawarkan penulis juga mudah diterapkan. Maka tak
berlebihan jika buku yang ditulis oleh Anna Farida ini sudah seharusnya
dimiliki dan dibaca baik oleh guru maupun orangtua siswa.
Sudahkah buku ini masuk daftar buku belanja Anda?
Identitas Buku:
Judul: 4 Seri Pendidikan Budi Pekerti
Genre: Pendidikan Etika
ISBN: 978-602-7768-64-2
Genre: Pendidikan Etika
ISBN: 978-602-7768-64-2
Penulis: Anna Farida
Tahun Cetak: I Agustus 2014
Penerbit: Nuansa Cendekia. Kompleks Sukup Baru 23 Ujungberung, Bandung (022-76883000)
0 komentar:
Post a Comment