rangkuman pengetahuan, resensi buku, dan opini

24 March 2007

Hubungan Teknologi Sains dan Revolusi


Sains, teknologi dan revolusi adalah tiga anak kembar dari rahim jaman. Kemajuan sains melahiran teknologi yang lantas diikuti kelahiran revolusi. Pola purba ini berlanjut hingga kini dan selamanya. Perubahan dalam sains, teknologi, dan revolusi kebudayaan manusia menjadi keabadian itu sendiri

Penemuan api pada masyarakat purba memicu perubahan cepat kebudayaan-kebudayaan lain. Tak lama berselang, logam-logam dimanfaatkan untuk membuat perkakas. Dari situ kebudayaan-kebudayaan batu beranjak ke kebudayaan logam.

Bagi masyarakat purba, kebudayaan logam berlanjut pada pemahaman baru atas simbol spritualitas mereka. Perkakas-perkakas ritual yang sebelumnya berupa batu berubah menjadi barang-barang logam. Dewa-dewa “mewujud” dalam besi dan perunggu.

Demikian pula dengan penemuan teknologi ketika abad rasionalitas melengserkan abad gelap di Eropa. Revolusi besar terjadi. Abad ini melahirkan penemuan-penemuan baru dalam sains dan teknologi. Dengan begitu, teknologi kian massif di kalangan masyarakat Eropa.

Penemuan kompas, mesiu, dan teknologi pelayaran menjadikan jarak termampatkan dan ruang yang meluas. Pelbagai belahan bumi “baru“ lantas bisa disinggahi. Daerah-daerah koloni baru diduki. Perdangangan merangsek ke daerah-daerah yang sebelumnya tak terjamah. Suku-suku primitif mulai mengenal kebudayan-kebudayaan baru. Konsekuensinya, kebudayaan-kebudayaan lama ditinggalkan, diasimilasi, dialkulturasi, dan dimakan mentah-mentah.

Bersamaan dengan itu, semangat glory, golspel, dan gold muncul. Kristen Eropa menyebar ke Asia, Afrika, dan pedalaman Amerika. Kebiasaan-kebiasaan Eropa menular ke dunia ketiga. Eksploitasi merajalela. Tatanan dunia baru, kala itu, terbentuk.

Rober Angus Buchanan melalui Sejarah Teknologi memotret perjumpaan antara sains, teknologi, dan efek revolusi kebudayaannya. Profesor sejarah ini mencatat periode-periode penting dalam perkembangan teknologi dunia. Penemuan monumental dalam sains dan teknologi memicu berkembangnya teknologi-teknologi lain. Kontan penemuan teknologi baru hasil inovasi baru tak membidani revolusi-revolusi lainnya.

Menurutnya, teknologi menuntut pada yang cepat dan efisien. Topangan modal dan kekuasaan mendorongnya semakin massif dalam kehidupan manusia. Manusia tergerak untuk menuntut untuk cepat dan efisien. Inilah indikator dari kesalahkaprahan kemajuan dalam kebudayaan manusia. Salah kaprah ini, tentu saja, yang menyebabkan eksploitasi lingkungan. Kehancuran tatanan ekologis dan juga tatanan sosial dunia disebabkan olehnya. Keyakinan umum menyatakan, akar perkaranya sains dan teknologi bebas nilai.

Puncak dari akar perkara itu yakni perbenturan antara sains dan teknologi dengan teknologi. Agama-agama merasa paling bertanggungjawab terhadap kehancuran tata nilai dunia. Sementara para ilmuwan dan ekpsloitir teknologi merasa berbangga menjadi pennggerak kemajuan dunia.

Tiga anak jaman selalu tumbuh beriringan. Bahkan ketiganya saling memberikan asupan. Sains menyuapi teknologi, teknologi menyuapi revolusi, dan revolusi memberi tantangan baru bagi dunia sains. Ide yang berjalan laiknya rantai makanan itulah yang menggerakkan sejarah yang berjalan sintesis.

Sementara agama menjadi anti tesis terbaik bagi sains yang justru memicu lahirnya pengetahuan-pengetahuan baru. Yang bisa jadi sangat humanis maupun sebaliknya dehumanis. Perkara ini seolah menjadi kutukan yang tak terhapuskan akibat “dosa” rasionalitas manusia.


Identitas Buku:
Judul Buku : Sejarah Teknologi
Judul Asli : History of Technology
Penulis : Robert Angus Buchanan
Penerjemah : Saut Pasaribu
Penerbit : PalMall, Yogyakarta
Cetakan : I, Agustus 2006

Tebal : vi + 158 halaman

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Hubungan Teknologi Sains dan Revolusi

0 komentar: