rangkuman pengetahuan, resensi buku, dan opini

13 December 2007

Sekali Peristiwa di Banten: Sinopsis Buku Pemberontakan Petani Banten 1888 Karya Sartono Kartodirdjo

Jam 2 pagi, 9 Juli 1888, Dumas, seorang juru tulis di kantor Asisten Residen Cilegon, kaget. Pintu rumahnya digedor sekelompok orang. Ia lantas bergegas membuka pintu. Tiba-tiba, empat orang menyeruak masuk sambil berteriak, “Allahu Akbar”. Beberapa saat kemudian kelewang menyambar tubuhnya. Dumas belum mati. Ia masih sempat melarikan diri dan bersembunyi di rumah tetangganya yang seorang jaksa.

Istri, anak, dan pembantu Dumas yang mendengar teriakan di pagi buta itu kaget. Mereka berusaha menyelematkan diri ke rumah Ajun Kolektor, Raden Purwadiningrat, melalui pintu belakang rumah. Tapi di luar, sekelompok orang itu bersiaga. Rumah Dumas terkepung. Sekelompok orang itu memergoki istri, anak, dan pembantu Dumas yang hendak melarikan diri. Istri Dumas yang dikira pembantu oleh sekelompok orang itu dibabat klewang di bahu kanannya. Ia masih dibiarkan hidup.

Tapi sial menimpa Minah, pembantu Dumas, ia justru dikira istri Dumas. Sekelompok orang itu meminta Minah untuk menyerahkan anak Dumas yang digendongnya. Minah menolak. Ia bersikukuh melindungi anak itu. Sekelompok orang itu habis kesabaran. Mereka menyabetkan klewang ke tubuh Minah yang berusaha melindungi anak Dumas. Meski begitu anak Dumas tetap saja kena bacokan klewang, dan tubuh minah jadi bulan-bulanan klewang.

Jaksa dan Ajun Kolektor terkejut mendengar teriakan istri Dumas yang minta tolong. Mereka lantas berjingkat keluar rumah dengan menghunus pedang. Jaksa melihat Dumas yang melarikan diri. Ia lantas menyembunyikan Dumas di dalam rumah. Sementara Ajun Kolektor mendapati Istri dan anak Dumas dan lantas menyembunyikan ibu dan anak itu di dalam rumahnya.

Sambil terus berteriak sekelompok orang itu mencari Dumas ke rumah jaksa. Rumah Jaksa dikepung. Mereka berteriak pada jaksa untuk menyerahkan Dumas. Tapi tak ada jawaban dari dalam rumah. Sekelompok orang itu lantas menusuk-nusukkan tombak ke dinding bambu dan mengedor-gedor pintu. Mereka seperti mau mendobrak rumah itu. Tapi berangsur-angsur suara teriakan itu makin menghilang. Sekelompok orang itu meninggalkan rumah jaksa.

***
Matahari 9 Juli 1888 baru saja menyingsing di Cilegon ketika sepasukan dengan cadar putih berderap menuju gardu di pasar Jombang. Pasukan ini dipimpin oleh Kyai Haji Tubagus Ismail dan Haji Usman. Pasukan inilah yang menyerbu rumah Dumas beberapa jam sebelumnya.

Di saat bersamaan, dari pelbagai penjuru muncul pasukan lain menuju tempat itu. Sebagian dari mereka ada yang bertangan kosong, sebagian yang lain menghunus senjata. Tak lama kemudian, pasukan dengan jumlah yang jauh lebih besar datang dari arah Bojonegoro.

Akhirnya seluruh pasukan bertemu di gardu Pasar Jombang Wetan. Mereka terus berteriak, “Allahhu Akbar!!! Allahhu Akbar!!! Allahhu Akbar!!!”

Dalam pasukan itu nampak para ulama berdiri di sana. Haji wasid, Haji Usman. Haji Abdulgani, Haji Nasiman ada di situ juga Lurah Jasin. Tiba-tiba, Haji Wasid yang menjadi pimpinan utama pasukan itu berdiri menghadap pasukan. Ia memerintahkan untuk menyerbu penjara dan membebaskan semua tahanan, menyerang kepatihan, dan menyerang rumah Asisten Residen. Perintah itu disambut dengan gemuruh teriakan Allahhu Akbar oleh segenap pasukan.

***
Para pejabat pamongpraja dan keluarga mereka ketakutan. Mereka berusaha menyelematkan diri dengan caranya masing-masing. Jaksa dan istrinya bersembunyi di rumah Ajun Kolektor. Dari dalam rumah mereka mendengar derap pasukan yang dipimpin Lurah Jasin menuju ke tempat persembunyian mereka. Istri jaksa segera melarikan diri dan bersembunyi du rumah kosong di Kampung Baru. Sedangkan istri ajun Kolektor menyelamatkan diri ke rumah Iyas, tetangganya. Para perempuan ketakutan dan memilih menyelematkan diri.

Hanya tiga lelaki masih bertahan di sana. Ajun Kolektor dan anaknya, kartadiningrat serta Jaksa. Benar, pasukan itu datang dan segera mengobrak-abrik seisi rumah. Jaksa dan Ajun Kolektor tewas. Kartadiningrat dengan kemampuan silatnya berhasil memperdayai beberapa anggota pasukan. Tapi jurus silatnya tak mampu memandingi lawannya yang terlalu banyak. Ia pun mati.

***
Setelah mendengar ada pertumpahan darah di Cilegon, istri Asisten Residen, Gubbels berlari menuju penjara. Ia hendak menyelematkan diri di situ bersama dengan Wedana dan dua orang opas. Istri Gubels lupa mengajak anaknya. Ia lantas menyuruh dua opas itu menjemput anaknya. Tapi dua opas itu urung menjemput, pasukan Kyai Tubagus Ismail memblokade jalan menuju rumah Asisten Residen.

Istri Gubbels tak sempat menyaksikan kejadian ketika pasukan Tubagus Ismail mendatangi rumahnya. Ia sendiri sedang menyelematkan diri bersama Wedana dan Kepala Penjara. Mereka meloloskan diri dengan tangga bambu untuk melewati tembok penjara sebelum pasukan Lurah Jasin mendobrak pintu dan membebaskan dua puluh tahanan. Istri Gubells tak sempat mengetahui ketika Abusamad, opas di rumah Assisten Residen, yang pertama melihat pasukan bergerak menuju rumahnya. Ia tak tahu jika saat itu Abussomad segera memerintahkan para babu untuk bersembunyi di kamar belakang rumah. Ia sendiri, menyelematkan diri dengan melompat pagar belakang rumah.

Sementara dua babu, seorang jongos, istri tukang masak, istri penjaga kandang kuda, dua anak perempuan Gubbels, Elly dan Dora bersembunyi di kamar dekat istal. Hanya Kalpiah, istri si juru masak yang tak sempat bersembunyi di kamar dekat istal ketika pasukan itu datang.

Suasana senyap ketika pasukan Tubagus Ismail memasuki rumah itu. Tapi tiba-tiba tangis ketakutan anak-anak, entah Elly atau Dora, meledak. Anggota pasukan Tubagus mendengar. Pasukan itu lantas mendobrak kamar persembunyian itu. Ketika pintu terbuka, Elly segera berlari ke kebun. Sementara Dora berlari mengikuti para pembantunya.
Kalpiah tertangkap oleh pasukan. Ia selamat. Pasukan tak membunuhnya. Hanya saja, sebelum dibebaskan ia sempat diminta mengucapkan kalimat syahadat. Kalpiah pun pergi meninggalkan rumah majikannya. Dia lari menuju Anyer. Di tengah jalan ia berjumpa dengan majikannya, Gubbels si Assisten Residen. Ia bercerita kepada majikannya bahwa kepala Elly pecah ditimpuk batu besar, sedangkan Dora dan pembantu yang lain tubuhnya dicincang oleh pasukan.

Kalpiah meminta Gubbels untuk tak ke Cilegon. Tapi Gubbels yang mendengar anaknya mati dan istrinya tak ketahuan nasibnya tetap bersikeras ke Cilegon. Ia merasa dirinya tak lagi berguna sebab kedua anak gadisnya mati. Maka ia segera memerintahkan anak buahnya mengganti kuda. Ia perintahkan kusir memacu kuda secepat mungkin.

Di Kalentemu dokar Gubbels dicegat tiga puluh pemberontak yang telah memblokade jalan menuju Cilegon. Tapi dokar tak berhenti. Kusir justru mempercepat laju kuda. Ia menerobos para pemberontak. Para pemberontak meloncat ke bahu jalan. Mengetahui bahwa penumpang dokar itu Gubbels si Assisten Residen yang kejam, para pemberontak segera balik menyerang. Seekor kuda penarik dokar ditusuk dengan tombak. Para pemberontak terus menyerang. Gubbels tak sempat menghindar ketika ujung tombak seorang pemberontak menusuk dadanya. Para pemberontak tak mengejar. Mereka membiarkan Gubbels menahan sakitnya menuju Cilegon.

Sekitar pukul sepuluh dokar yang ditumpangi Gubbels sampai di alun-alun Cilegon. Kusir dokar menghentikan laju kuda. Mayat-mayat bergelimpangan, merintangi laju dokar. Dokar tak bisa berjalan menuju rumah Assisten Residen. Di halaman rumahnya, Gubbels menyaksikan pasukan pemberontak dalam jumlah yang besar. Ia akhirnya turun dan lari menuju Kepatihan. Pasukan pemberontak melihatnya. Gubbels lari memasuki kamar depan Kepatihan. Haji Jahli segera melepaskan tembakan pistolnya. Gubbels melompat dari kamar dan merebut pistol itu. Pistol itu berhasil ia rebut. Para pemberontak yang tak bersenjata api berpencar mengepung Gubbels. Gubbels kalap. Ia menantang para pemberontak. Para pemberontak itu mundur meninggalkan Kepatihan. Gubbels lolos dari maut. Pasukan pemberontak akhirnya merebut dokar Gubbels mereka berniat mengambil senjata. Di saat bersamaan pasukan pemberontak yang lain bersiap menyerang Serang. Cilegon seolah mati.

Siang itu Gubbels duduk sendirian di serambi depan Kepatihan dengan pistol di tangannya. Istri Dumas tiba-tiba datang, setelah ia mengira prahara di Cilegon telah berlalu. Ia berniat mencari anaknya yang sembunyi di situ. Gubbels yang mengetahui kedatangan istri Dumas segera memintanya membawakan segelas air putih. Gubbels segera berbaring di kamar kepatihan dengan pistol di tangannya. Melihat Gubbels istrirahat, istri Dumas berniat keluar dari kamar itu. Tapi Gubbels melarangnya. Ia takut ditinggal sendiri. Istri Dumas akhirnya bersembunyi di kamar lain dengan pintu utama Kepatihan mereka palangi dengan meja.

Pukul setengah tiga sore, pasukan pemberontak tiba di Kepatihan. Mereka langsung memberondong rumah itu dengan senapan. Sekelompom lain dari mereka mendobrak pintu utama. Pintu jebol, mereka segera menuju persembunyian Gubbels. Kembali mereka menghadapi pintu yang terkunci. Tapi akhirnya pintu berhasil didobrak. Gubbels tertangkap. Di kamar lain, istri Dumas mendengar jeritan kesakitan Gubbels. Namun beberapa saat keadaan berubah, para pemberontak berteriak-teriak kegirangan. Dari kamar itu, istri Dumas mengintip, ia melihat mayat Gubbels diseret ke halaman. Asssisten Residen yang menjadi alat kolonial itu sudah mati.

Bagaimana nasib Dumas?

Kyai Haji Tubagus Ismail dan pasukannya mendatangi rumah Tan Keng Hok. Dari luar rumah, Tan Keng Hok diancam akan dibunuh. Ia ketakutan dan akhirnya melarikan diri. Ketika sedang melarikan diri ia masih sempat mendengar lolongan Dumas yang minta ampun. Beberapa suara tembakan ia dengar. Setelah itu senyap. Ia tak lagi mendengar lolongan Dumas yang beberapa jam sebelum tembakan itu berada di rumahnya. Ia hanya mendengar dengus nafasnya sendiri dan desauan angin di sawah itu.

Judul : Pemberontakan Petani Banten 1888
Pengarang : Sartono Kartodirdjo
Penerbit : Pustaka Jaya, Jakarta
Terbit : I 1984
Tebal : xi + 509 hlm.




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sekali Peristiwa di Banten: Sinopsis Buku Pemberontakan Petani Banten 1888 Karya Sartono Kartodirdjo

10 komentar:

Anonymous said...

Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

http://www.lintasberita.com/Lokal/Sekali_Peristiwa_di_Banten/

Anonymous said...

Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

http://www.lintasberita.com/Lokal/MENIKAH/

Anonymous said...

cerita yang menarik. Haji wasid, Haji Usman. Haji Abdulgani, Haji Nasiman berjuang menumpas kompeni.apakah mereka pahlawan atau justru ini cikal bakal preman berjubah?

Anonymous said...

haruskah selalu banyak darah buwat berevolusi.. :|
sayah trauma liat banyak darah..

Anonymous said...

Baca blog ini sambil dengerin lagu tempo dulu atau lagu daerah... pas banget!!!.. seperti yang g lakukan sekarang... great post bro! Salut!!! Two Thumbs Up for U :)

Butik-Ceria said...

Bagus banget ni website, mudah mudahan bisa diupdate terus .. Susah bgt loh cari referensi ttg buku buku kuno.

Salam Perjuangan

Inu Arya A
www.butik-ceria.com
Jual Sprei - Grosir sprei - online

Rey said...

biar kata penjajah, aku gak tega juga bacanya, apalagi istri2 dan anak2 perempuan mrk ikut jadi sasaran, kok ikut dibabat juga...?!

Btw beli buku2 lama dimana sih? mau dong infonya. Thx yaa...

Anonymous said...

Hola:
Acabo de ver tu blog.
Espero que visites mi blog, son fotos de mi pueblo, de España y de Italia y Francia:

http://blog.iespana.es/jfmmzorita

donde encontrarás los enlaces de todos los blogs.
UN SALUDO

Anonymous said...

Mengerikan sekali...anak-anak yang tak tahu menahu soal politik dan intriknya harus terbantai dalam pergolakan itu....

campur aduk membaca resensi di atas....sedih dan mencekam....

Ekoz Guevara
makasih Brow...
update lagi dong....

Anonymous said...

Hi Brow, aku sebetulnya mau cari info untuk bisa menjual buku kunoku dengan harga bagus, Di Bawah Bendera Revolusi jilid 1 cet 2. Tau2 masuk ke blog ini, bagus artikelnya, aku suka. BTW, boleh minta info ya supaya bisa jualan, tq

Ella
08111903346