Saya tertarik begitu pertama kali
menyaksikan acara "sisi lain sejarah" di salah satu televisi swasta. Ketertarikan saya terlebih karena acara
ini mencoba menguak sebuah “sejarah” dengan pendekatan supranatural. Sebagai
seorang yang dulu pernah kuliah sejarah, pendekatan supranatural tentu saja
tidak sahih dalam metodologi sejarah dan justru inilah yang menyeret saya untuk menulis di sini. Sebuah dekonstruksi metodologi sejarah, katakan saja begitu, yang dilakukan oleh sebuah stasiun swasta (dalam hal ini saya percaya kapitalisme jauh lebih revolusioner ketimbang komunisme).

Salah satu pemirsa yang terhibur itu salah satunya adalah saya. Pada saat saya menyaksikan ada jin perempuan yang diwawancarai pada episode di Gua Sunyaragi Cirebon cukup saya tertarik. Jin itu mengatakan bahwa istri Sunan Gunung Jati adalah seorang Cina. Hal itu mirip dengan apa yang diceritakan Slamet Mulyana dalam Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa (1968).
Slamet sendiri bahkan berani mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah seorang keturunan Cina dengan nama Toh A Bo. Tetapi sumber yang digunakan oleh Slamet pun masih misterius. Setidaknya memiliki kelemahan ketika ia bersandar pada satu sumber yakni catatan Tiongkok di Klenteng Sam Po Kong, Semarang. Tentu saja nama orang, tempat dll, telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Cina. Salahkah Slamet Mulyana? Pertanyaan ini mungkin hanya pas jika ditujukan pada para akademisi sejarah. Tapi bagi yang lain, yang bukan sejarawan bisa jadi kurang relevan. Bagi mereka yang terpenting ada tontonan yang menarik seputar klenik.
Pada akhirnya sebagai penonton saya hanya bisa berandai-andai setelah melihat beberapa episode acara ini. Andai saja acara ini meliput para jin di Lubang Buaya, kira-kira sisi sejarah apa yang akan disampaikan para jin? Barangkali jin yang jujur dapat menjawab siapa sebenarnya yang memerintahkan membunuh para jenderal? Siapa sebenarnya Sjam Kamaruzaman, dan tentu saja apakah Soeharto terlibat dalam peristiwa ini?
Bagaimanapun babak sejarah Indonesia itu hingga kini belum terkupas tuntas. Ada banyak sisi yang belum terjelaskan dan barangkali sisi pendekatan supranatural patut dicoba. Biar cerita semakin tertunda kelengkapannya? Biar sejarah semakin asyik untuk diperbincangkan.
3 komentar:
Tulisan yang bagus, televisi tentu saja bermaksud cari untung.
Lagi pula mayoritas penikmat TV juga bukan pembaca yang kutu buku.
Mereka adalah yang masih pada taraf penonton
sip gan.
Sbg tambahan referensi...
http://temp-zzz.blogspot.com/2009/10/mengenal-jin.html
Post a Comment