rangkuman pengetahuan, resensi buku, dan opini

26 July 2009

Kesaksian Nasir Abas



"Cobalah kamu buat buku, Kenapa Harus Curiga Pada Islam". Kalimat itu terlontar dari seorang profesor kepada saya ketika itu. Saya belum mengiyakannya, tapi juga tidak bilang tidak.


Saya sadar diri, saya belum cukup ilmu untuk menuliskannya. Saya awam pada Islam. Alih-alih membuat buku tentang Islam, yang terjadi justru saya menebar benih kebencian. Saya sadar, agama masih menjadi isu sensitif di negeri ini.

Kalimat yang profesor tadi, kembali hadir di ingatan seminggu setelah ledakan bom JW Marriot 17 Juli lalu. Saya penasaran pada Jamaah Islamiyah yang kerap disebut media, yang disinyalir sebagai pelaku ledakan. Benarkah? saya tidak tahu, serta gegabah meng-iya-kannya.

Saya baca lembar demi lembar buku yang saya temukan di rak buku seorang kawan. Judulnya Membongkar Jamaah Islamiyah, Nasir Abas penulisnya. Bagi saya buku ini penting, sebab ditulis oleh orang yang benar-benar terlibat dalam Jamaah Islamiyah. Dalam ilmu sejarah buku ini termasuk sumber primer: ditulis oleh pelaku sejarah.

Menariknya lagi Nasir Abas memberikan keterangan cukup berimbang. Ia menyampaikan hal ihwal Jamaah Islamiyah dari yang ia tahu. Ia sendiri tak mau menuliskan apa yang dia tidak tahu tentang Al Jamaah Al Islamiyah. Pendek kata, ia tak mau berasumsi tanpa bukti.

Nasir Abas membeberkan pengalamannya selama di Afghanistan hingga keterlibatannya di Mindanau, Filipina. Nasir Abas juga menyatakan kritiknya kepada Imam Samudra, rekan sejawatnya. Ia mengatakan bahwa Imam Saumdera telah melakukan tindakan berlebihan dengan ledakan bom yang dilakukannya. (lebih jelas lihat baca bab 7 dan 8 buku ini).

Saya kira buku ini memberikan gambaran mengenai Jamaah Islamiyah yang seringkali menjadi "kambing hitam" dalam ledakan bom yang terjadi di Indonesia. Membaca buku ini makin meyakinkan saya, kenapa harus curiga pada Islam?

Saudara, sudahkah membaca buku ini?

resensi mengenai buku tersebut dapat dibaca di sini.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kesaksian Nasir Abas

  • Menelaah Peradaban Islam di Indonesia Bicara sejarah peradaban sama halnya bicara warisan pusaka. Warisan itu dirawat dan dijaga untuk tetap “mengabadi”. Andai warisan pusaka itu tak dirawat maka orang yan ...
  • Gardu-gardu yang Mengawasi Menara, gardu, dan mercusuar adalah prasasti dalam tiga dimensi yang lahir dari rahim sejarah. Di prasasti itulah semangat jaman, sosio-ekonomi, politik, kekuasaan, da ...
  • Prahara Parisj van Java Sekali peristiwa di Bandung, sehari sebelum kudeta, pagi 22 Januari 1950 Westerling bercakap-cakap sambil minum-minum di Hotel Preanger dengan kenalannya. Malam hari, ...
  • Kesaksian Nasir Abas "Cobalah kamu buat buku, Kenapa Harus Curiga Pada Islam". Kalimat itu terlontar dari seorang profesor kepada saya ketika itu. Saya belum mengiyakannya, tapi juga tidak ...
  • Belanda Menguras Habis Kedu!!!! Semenjak Perang Jawa berakhir pada 1830, Belanda semakin keranjingan mengeksploitasi masyarakat Kedu. Setahun setelah kekalahan Diponegoro itu, Gubernur Jendral Hindia ...

6 komentar:

dek_bagoes said...

makasi reviewnya,...

Irwan Kurniawan said...

Makasih informasinya mas

kampus unand

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...
This comment has been removed by the author.
regy said...

nice blog ,,..hope i'll get a lot of information on your site..
regards